Proses menternakkan ayam hutan hijau bukan suatu hal yang mudah
seperti menternakan ayam pada umumnya karena sesuai dengan namanya maka ayam
hutan hijau memiliki naluri liar. Naluri ini yang mudah muncul saat terkontaminasi
oleh kejadian tiba - tiba dalam lingkunganya, misalnya: ada gerakan, ada orang
yang asing bagi ayam masuk ke daerah kandang, ada warna yang tak terbiasa,ada
suara tiba – tiba dan lain sebagainya. Semua itu dapat membuat ayam hutan hijau
ketakutan dan mau melarikan diri.
Pahami sifatnya
Kesimpulan dari tulisan diatas berarti hanya ayam hutan hijau jinak
serta bermental baik saja yang dapat kita ternakkan. Ayam hutan hijau hasil
tangkapan hutan sangat sulit untuk diternak karena akan sangat liar kecuali sudah
melalui penjinakan terlebih dahulu dalam beberapa waktu. Dapat juga ayam ini kita
tangkarkan dengan kandang besar yang menyerupai habitat aslinya di hutan. Karena
sifat alami itulah maka di perlukan suatu keahlian atau teknik dalam proses
pengawinannya.
Keahlian atau teknik dalam proses pengawinan ayam hutan hijau, dapat
kita ciptakan dengan memahami karakteristik ayam hutan hijau yang kita miliki.
Yang terpenting dalam memahami karakteristik tersebut kita ingat cara waktu
kita memberi pakan dan merawatnya setiap hari. Dimana ayam terlihat santai,mau
bunyi, bahkan berani terhadap kita berarti kita sudah faham sifat si ayam. Seperti
makhluk hidup yang lainya juga, ayam hutan hijau antara sifat yang satu berbeda dengan yang lainya
meskipun dari satu tetasan dan satu induk. Gen atau trah dari induknya akan
tetap terbawa tapi sifat serta karakteristiknya akan sangat tergantung dari
pola perawatanya.
Sekilas dari pemahaman diatas semoga dapat menjadikan gambaran
bagaimana menganalisa ayam hutan hijau yang dapat kita ternak atau kembangkan. Selanjutnya
saya akan jelaskan bagaimana proses mengawinkan ayam hutan hijau secara detail
menurut pengalaman saya selama ini .Ayam hutan hijau dapat dikawinkan melalui
tiga cara yaitu Inseminasi buatan ( IB ) dan dengan cara penjodohan alami serta
sistem kawin duduk / dodokan.
Kandang perjodohan
Pengawinan system IB sangat sulit dilakukan karena kecuali kloaka
dan alat kelamin ayam hutan hijau sangat kecil dibanding ayam lainnya maka
system inseminasi buatan dapat membuat ayam hutan hijau terluka pada alat
kelaminya. Ayam bahkan akan menjadi
stress serta hanya ayam hutan hijau super jinak saja yang dapat di IB, jadi IB
hanya dilakukan pada lembaga ˗ lembaga
riset saja. Masyarakat umum biasanya masih kesulitan. Pada umumnya yang sering
di lakukan para penangkar adalah system duduk atau ayam betina di pegang
kemudian ayam hutan hijau jantan akan mengawininya. Dengan cara inipun kita masih agak kesulitan
karena hanya ayam hutan hijau tertentu saja yang memiliki mental bagus, berani
pada manusia serta sudah berumur dewasa.
Cara paling efektif untuk penjodohan dengan cara mendesain kandang
penjodohan. Caranya dengan membuat sankar atau kandang yang terbagi dua atau
diberi sekat. Ditengah ˗ tengah kandang dilengkapi dengan pintu yang mudah ditarik sehingga
apabila ayam hutan hijau sudah terlihat birahi kita buka pintu sekat dan
selanjutnya setelah perkawinan berlangsung. Setelah kawin kemudian ayam betina
segera di pisahkan lagi. Proses ini dapat diulang tiap 2 hari sekali selama
ayam bertelur untuk mendapatkan fertilitas tinggi pada telur ( telur yang
dibuahi ).
Kandang dapat dibuat ukuran panjang 120 cm, tinggi 80 cm, lebar 60
cm dari panjang tersebut dapat dibagi 2 yaitu 60 cm untuk pejantan, dan 60 cm
untuk betina. Model kandang bebas sesuai lokasi dan keinginan. Kandang yang
terlalu lebar juga kurang bagus, terlau
sempit juga mengakibatkan bulu ayam hutan hijau rusak. Cara ini sangat efektif
untuk pembuatan bekisar, selamat mencoba.
(Mulyanto, Mulia Breeding Fowl, 081 215 699 698)
0 komentar:
Posting Komentar